Senin, 11 Maret 2013
PeDe_KaTe
Bismillahirrahmanirrahim,
Assalamua’laikum.Wr.Wb,
Ketika seseorang merasa senang memperoleh hadiah kejutan, rezeki yang tidak disangka-sangka, memenangi sebuah pertandingan atau apapun itu, ia akan mencari orang lain untuk meluapkan kegembiraannya. Ia memerlukan seseorang yang mau ikut berteriak histeris merayakan kesukacitaannya itu.
Andai tak seorang pun peduli dengan kegembiraannya itu, misalkan tak satu pun menanggapi atau menyadari betapa hari itu ia tengah berbahagia, membiarkan ia senyum-senyum sendiri atau berteriak kegirangan sendirian, pasti ada yang kurang dalam kebahagiaan itu.
Begitu juga dengan diriku, yang entah mengapa merasa senang dan begitu bersemangat dalam menuliskan kata demi kata terbaik yang akan ku persembahkan untuk seseorang yang ku kagumi.
Ya, benar kagum! Itu kata yang tepat untuk mengungkapkan perasaan yang ku miliki saat ini. Aku kagum akan kesederhanaan yang dia miliki. Subhanallah . . begitu indah kesederhanaan yang dia miliki. Dan ku masih mengaguminya sampai saat ini. Entah mengapa ku sampai berpikir seperti itu. Ternyata aku sadar, rasa kekaguman ku ini muncul sejak Pertama Kali kita bertemu di perpustakaan. Saat itu kita sama-sama sedang mencari buku kalkulus. Dan tak sengaja mata ini tertuju pada dia. Masya Allah . . Allah berkehendak menciptakan makhluk sebaik-baik ciptaan-Nya . Ku kagum akan ciptaan-Nya itu. Dan tak henti-hentinya hati ini bertanya, siapakah wanita yang berhijab nan anggun itu?
Rasa penasaranku terus berlanjut. Ku berusaha untuk mencari tahu, siapakah dia? Oia ku baru ingat, kalau gak sengaja temanku sempat bertanya-tanya sedikit dengan dia. Dan semua pertanyaan di jawab olehnya dengan baik. Tanpa ada rasa curiga. Yah, rasa penasaranku sedikit terobati. Sikap yang dia tunjukkan begitu menghargai orang lain. Bahkan terhadap orang yang belum ia kenal. Rasa kagum ini semakin bertambah seiring dengan rasa ingin tahuku.
Alhamdulillah . . Ternyata Allah mengabulkan doaku untuk dipertemukan kembali dengannya. Tepat di kelas Shortcorse AEC ku bertemu dengannya lagi. Ya, yang tepatnya ku sebut Pertemuan Kedua. Dan efeknya mata ini tak henti-hentinya nakal melirik ke arah wajahnya (Astaghfirullah). Sayangnya ku hanya dapat melihatnya dari samping, karena saat itu posisi kita searah. Hmm . . tapi tak apalah. Itu juga sudah cukup untuk mengobati rasa kangenku akan kesederhanaan di balik senyumnya yang indah.
Dan inilah langkah awal ku untuk menyapanya. Ya, tepat di kantin. Tak sengaja kita bertemu kembali untuk yang Ketiga Kalinya. Sebenarnya makan siang ku sedikit terganggu akan kehadirannya di kantin itu. Dari kejahuan ku coba meyakinkan kalau itu dia. Dia yang selama ini ku kagumi. Ternyata tebakan ku benar. And finally ku mencoba memberanikan diri untuk melakukan sesuatu sebagai bukti kalau aku ada. Yakni menyapanya dengan “Jus Strawberry”.^_^.
Itulah sedikit cerita ku tentangnya. Tentang dia yang sedikit banyak telah memberiku pelajaran tentang kesederhanaan. Dari sebuah kesederhanaan akan hadir sebuah keindahan. keindahan akan penciptaan-Nya. Yang membuat hati ini terus mengaguminya. Bahkan,
“Hingga detik ini ku masih berharap bisa mengenalnya”
(Ahmad SyARIF)
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar