Selasa, 25 September 2012

SISWA VS MAHASISWA (kiat menjadi mahasiswa sukses)

Apabila seseorang ditanya. Manakah yang lebih menyenangkan, apakah menjadi seorang siswa ataukah mahasiswa? Maka cenderung orang lebih memilih menjadi seorang siswa. Mengapa hal itu bisa terjadi? Karena dalam pemikiran seseorang kehidupan menjadi seorang siswa adalah masa-masa yang paling menyenangkan. Kita hanya dituntut mengikuti aturan dan mengikuti pelajaran di sekolah, tanpa memikirkan hal-hal yang lain. Bahkan sebagian orang malah menganggap sekolah untuk bermain. Sebagian besar waktunya dihabiskan untuk bermain, tidak di sekolah maupun di rumah. Datang ke sekolah belajar, bermain, pulang, makan, istirahat,  bermain lagi, begitu seterusnya.
Tapi lain halnya dengan seorang mahasiswa. Selain dituntut belajar, seorang mahasiswa dituntut untuk survive. Bertahan dalam menghadapi segala persoalan hidup sendiri. Jika mampu maka dia sukses menjadi seoarang mahasiswa, jika tidak maka dia gagal menjadi seorang mahasiswa. Hal itu yang menjadi ketakutan sendiri bagi seorang mahasiswa. Karena hal yang tersulit yang akan dihadapi adalah justru persoalan hidup yang semakin banyak dan rumit, bukan permasalahan studinya. Untuk itu diperlukan strategi khusus agar menjadi seorang mahasiswa yang sukses, diantaranya mampu memanaj waktu dengan baik, mampu mengontrol diri, serta mampu menjaga hubungan sosial.

      1.    Memanajemen waktu
“Waktu adalah uang”, begitu kata pepatah. Namun lain halnya dengan seorang mahasiswa, pepatah itu bisa berubah menjadi “Waktu adalah kurang”. Waktu menjadi sesuatu yang sangat penting dari sederetan daftar hal-hal penting dalam kehidupan mahasiswa. Bagaimana tidak? Mahasiswa dituntut untuk mampu memanaj waktu yang 24 jam itu agar cukup untuk memenuhi kebutuhannya. Bahkan bagi sebagian mahasiswa, waktu yang 24 jam itu kurang baginya. Dalam sehari mungkin dia memerlukan waktu 2X24 jam untuk memenuhi segala tuntutan hidupnya. Mulai masalah tugas yang menumpuk, kuis yang tiada hentinya, ujian yang semakin susah, sampai persoalan hidup yang seolah tidak bosan menghampiri kita. Untuk mengatasi itu semua, mulai dari sekarang buatlah jadwal kegiatan sehari-hari kita, bila perlu buat juga jadwal untuk kegiatan jangka panjang. Kurangi kegiatan-kegiatan yang kurang penting dan utamakan kegiatan yang paling penting. Dengan begitu hidup kita lebih teratur dan lebih disiplin dalam menghargai waktu.
 
      2.    Mengontrol diri
Tidak semua orang mampu mengontrol diri. Mengontrol keinginan serta gejolak-gejolak yang muncul dalam dirinya. Hanya orang-orang sukseslah yang mampu melakukan itu semua. Coba saja sudah berapa banyak mahasiswa yang berhenti kuliah karena tidak mampu mengontrol dirinya, tidak mampu untuk menahan keinginannya melakukan hal-hal yang tidak penting dan lebih fokus ke kuliahnya. Berapa banyak juga mahasiswa yang tidak mampu menyelesaikan kuliahnya karena tidak mampu mengontrol dirinya, tidak mampu mengatasi kekurangannya dan lebih fokus pada kemampuan yang ia miliki? Jawabannya banyak, lebih dari satu. Karena untuk itu semua diperlukan kedewasaan dalam mengontrol diri. Dewasa dalam menghadapi segala persoalan hidup. Dan segala persoalan hidup hanya akan terselesaikan dengan pemikiran, bukan emosi. Biasakan melihat persoalan sebagai sebuah ujian, bukan hambatan. Dengan begitu Insya Allah segala persoalan hidup dapat kita atasi.

      3.    Menjaga hubungan sosial
Kita tahu bahwa kita hidup di dunia ini tidak sendirian. Kita sangat membutuhkan bantuan orang lain disadari atau tidak. Pada prinsipnya manusia adalah makhluk individu sekaligus makhluk sosial, begitu kata Aristoteles. Hubungan sosial dapat terbentuk dalam lingkungan keluarga, kampus, maupun masyarakat. Baik itu dengan orangtua maupun saudara, teman maupun dosen. Dalam berhubungan dengan manusia lain pasti akan muncul gesekan-gesekan antara yang satu dengan yang lainnya. Dari gesekan itu muncullah persoalan. Baik persoalan pribadi maupun persoalan umum. Misalnya, karena keberhasilan kita, ada orang yang tidak suka kepada kita.

Untuk itu berhati-hatilah dalam menjaga sikap kita di lingkungan sosial. Jangan sampai keberadaan kita di tengah-tengah mereka menjadi musibah tetapi justru sebaliknya menjadi berkah bagi mereka. Dalam menjaga hubungan baik dapat kita wujudkan dengan 3S yakni salam, senyum, dan sapa. Biasakan mengucapkan salam bila bertemu orang lain, jika berat cukuplah dengan tersenyum. Karena dengan tersenyum orang lain akan menilai baik diri kita. Selain itu menjadi nilai ibadah tersendiri bagi kita. Dengan begitu hubungan sosial kita akan baik dan akan mempengaruhi kuliah kita. Hidup kita menjadi tenang tanpa beban. Tidak kesulitan dalam menghadapi persoalan hidup jika ada pun orang lain dengan tangan terbuka membantu kita dan akhirnya kita pun sukses menjalani kehidupan kita menjadi seorang mahasiswa.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar